Senin, 06 Februari 2017

Konsep Dasar Akuntansi (Basic Accounting Concept)

BAB IV
BASIC ACCOUNTING CONCEPT

Akuntansi adalah business language dengan ragam metode dan estimasi professional untuk memberikan informasi sewajar mungkin kepada pengguna informasi tersebut. Akuntansi memiliki sejarah panjang hingga seperti sekarang, adanya akuntansi karena kebutuhan akan informasi kegiatan jual-beli sehingga informasi tersebut dituangkan dalam sebuah pencatatan. Catatan tentang rekening / akun telah ada sejak peradaban kuno di Tiongkok, Babilonia, Yunani, dan Mesir. Peraturan-peraturan yang ada pada peradaban tersebut menggunakan akuntansi untuk mencatat biaya tenaga kerja dan biaya bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan konstruksi pembangunan bangunan-bangunan yang membutuhkan material dan tenaga kerja dalam jumlah besar.
Hingga seperti sekarang ini, akuntansi telah berkembang secara pesat dengan melahirkan beberapa cabang ilmu akuntansi. Selain itu hadirnya organisasi-organisasi lokal maupun internasional turut menjadi hal penting dalam perkembangan akuntansi. Dengan adanya organisasi tersebut, tercipta standar akuntansi yang dapat digunakan pedoman dalam segala proses akuntansi hingga terciptanya informasi yang berkualitas yang mencerminkan keadaan sebenarnya.
4.1     Definition about Basic Accounting Concept
Konsep akuntansi mengacu pada asumsi dasar dan aturan serta prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi bisnis dan mempersiapkan akun / rekening.
Tujuan utama adalah untuk menjaga keseragaman dan konsistensi dalam pencatatan akuntansi. Konsep-konsep ini merupakan konsep yang mendasari akuntansi. Semua konsep telah dikembangkan selama bertahun-tahun berdasarkan pengalaman dan peraturan sehingga konsep ini dapat diterima secara universal.
Berikut ini adalah macam-macam Konsep Akuntansi yang dibahas dalam makalah ini :

·      Business entity concept
·      Money measurement concept
·      Going concern concept
·      Accounting period concept
·      Matching concept
·      Accounting cost concept
·      Duality aspect concept
·      Realisation concept
·      Accrual concept


1.    Business Entity Concept (Konsep Entitas Bisnis)
Konsep ini mengasumsikan bahwa, untuk tujuan akuntansi, perusahaan bisnis dan pemiliknya adalah dua entitas independen yang terpisah. Dengan demikian, bisnis dan transaksi pribadi pemiliknya terpisah. Misalnya, ketika pemilik menginvestasikan uang dalam bisnis, itu dicatat sebagai ekuitas bisnis untuk pemilik. Demikian pula, ketika pemilik mengambil kas / barang bisnis untuk penggunaan pribadi, tidak diperlakukan sebagai pengeluaran bisnis. Dengan demikian, catatan akuntansi yang dibuat dalam Pembukuan dari sudut pandang unit bisnis, bukan pribadi yang memiliki bisnis.
Konsep ini membantu dalam memastikan keuntungan bisnis, karena hanya pengeluaran dan pendapatan usaha dicatat dan semua pengeluaran pribadi dan pribadi diabaikan.
 
2.    Money measurement concept (Konsep Pengukuran Uang)
Konsep ini mengasumsikan bahwa semua transaksi bisnis harus dalam bentuk uang, yang ada di mata uang suatu negara.  Aspek lain dari konsep ini adalah bahwa catatan transaksi yang disimpan tidak pada unit fisik tetapi dalam unit moneter.
Poin-poin berikut pentingnya konsep pengukuran uang :
a.       Konsep ini memandu akuntan beberapa transaksi yang akan dilakukan pencatatan dan beberapa kejadian yang tidak dilakukan pencatatan;
b.      Keseragaman pencatatan transaksi bisnis;
c.       Jika semua transaksi bisnis dinyatakan dalam istilah moneter, maka akan mudah untuk memahami rekening yang disiapkan oleh perusahaan bisnis.
d.      Memfasilitasi perbandingan kinerja bisnis dari dua periode yang berbeda dari perusahaan yang sama atau dari dua perusahaan yang berbeda untuk periode yang sama.
 
3.    Going concern concept (Asunsi Kelangsungan Usaha)
Konsep ini menyatakan bahwa sebuah perusahaan bisnis akan terus melaksanakan kegiatan untuk waktu yang tidak terbatas. Secara sederhana, berarti bahwa setiap badan usaha memiliki kelangsungan hidup. Dengan demikian, suatu badan usaha tidak akan dibubarkan dalam waktu dekat. Ini adalah asumsi penting dari akuntansi, karena menyediakan dasar untuk menunjukkan nilai aset dalam neraca yang bersifat berkesinambungan.

4.    Accounting period concept (Konsep Periode Akuntansi)
Semua transaksi dicatat dalam pembukuan dengan asumsi bahwa pembukuan atas transaksi ini dipastikan untuk jangka waktu tertentu. Dengan demikian, konsep ini mensyaratkan bahwa neraca dan perhitungan laba rugi harus disiapkan secara berkala. Hal ini diperlukan untuk tujuan yang berbeda seperti, perhitungan laba, memastikan posisi financical, perhitungan pajak dan lain-lain.
Selanjutnya, konsep ini mengasumsikan bahwa, kehidupan tak terbatas entitas bisnis dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian ini dikenal sebagai Periode Akuntansi. Mungkin satu tahun, enam bulan, tiga bulan, satu bulan, dan lainnya.  Tapi biasanya satu tahun diambil sebagai salah satu periode akuntansi yang mungkin menjadi tahun kalender atau tahun keuangan.
 
5.    Matching concept (Konsep Penyandingan)
Matching Concept menyatakan bahwa pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan harus didasarkan pada periode akuntansi yang sama. Jadi sekali pendapatan tersebut direalisasikan, langkah berikutnya adalah untuk mengalokasikan beban untuk periode akuntansi yang relevan. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan konsep akrual.
 
6.    Accounting cost concept (Konsep Biaya)
konsep biaya akuntansi menyatakan bahwa semua aset dicatat dalam pembukuan pada harga pembelianmasing-masing aset, yang mencakup biaya akuisisi, transportasi dan instalasi dan tidak pada harga pasar. Ini berarti bahwa aktiva tetap seperti bangunan, pabrik dan mesin, furnitur, dll dicatat dalam pembukuan dengan harga yang dibayar untuk asset terkait. Konsep ini hanya mengacu pada penilaian awal atas asset tersebut. Untuk selanjutnya pengukuran dapat mengikuti standar untuk pengukuran masing-masing asset terkait. 

7.    Duality aspect concept (Konsep Double Entry)
Pencatatan ganda adalah prinsip dasar akuntansi. menyediakan fondasi dasar dalam pencatatan transaksi bisnis dalam buku rekening. Konsep ini mengasumsikan bahwa setiap transaksi memiliki efek ganda, yaitu mempengaruhi dua akun di sisi berlawanan masing-masing. Oleh karena itu, transaksi tersebut harus dicatat di dua tempat. Artinya, kedua aspek transaksi harus dicatat dalam pembukuan pada masing-masing akun yang memiliki pengaruh.

8.    Realisation concept (Konsep Realisasi)
Konsep ini menyatakan bahwa pendapatan dari setiap transaksi bisnis harus dimasukkan dalam catatan akuntansi hanya ketika telah terealisasi. Realisasi jangka berarti penciptaan hak hukum untuk menerima uang. Menjual barang realisasi, menerima pesanan tidak. Konsep ini juga disebut dengan cash basis.
9.    Accrual concept (Konsep Akrual)
Arti dari akrual adalah sebuah transaksi dapat dilakukan pencatatan atau diakui sebagai pendapatan atau beban meskipun kas atau sejumlah uang belum dibayarkan atau diterima. Ini berarti bahwa pendapatan diakui pada saat menjadi piutang. Meskipun diterima atau tidak diterima dan beban diakui pada saat terhutang meskipun kas dibayar atau tidak dibayar. Kedua transaksi akan dicatat dalam periode akuntansi yang  berhubungan. Oleh karena itu, konsep akrual membuat perbedaan antara penerimaan akrual kas dan hak untuk menerima uang tunai dalam hal pendapatan dan aktual pembayaran tunai dan kewajiban untuk membayar tunai dalam hal biaya.

Selain konsep-konsep di atas beberapa pakar dan organisasi juga mengemukakan konsep-konsep akuntansi yang pada intinya memiliki pengertian yang sama.

Konsep Dasar Akuntansi Menurut Paton dan Littleton :

a.    Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
Bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.

b.   Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity)
Bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tak terbatas.
Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, akuntansi menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum (normal expectation) pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang bukan untuk mati atau likuidasi.
c.    Mengukur pertimbangan-pertimbangan (Measured consideration)
Bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-aggregate) atau penghargaan sepakatan (measured consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran (exchange activities) merupakan bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter of accounting) yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diatur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.
d.   Kos melekat (Cost attach)
Bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang didekati. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen digabungkan menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang baru semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru.

e.    Upaya dan capaian/hasil (Effort and accomplishment)
Bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.

f.     Bukti objektif yang dapat diperiksa (Variviable, objective evidence)
Bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (keabsahannya/keautetikannya). Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.

g.    Asumsi (Assumptions)
Bahwa asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Asumsi – asumsi tersebut adalah :
§  Kesatuan usaha : terbatas penggunaannya jika diterapkan pada kegiatan departemen, operasi unit pemerintahan, keiatan usaha perseorangan atau firma dan kegiatan usaha perusahaan afiliasi (anak)
§  Kontinuitas usaha : asumsinya didasarkan atas pengalaman perusahaan pada umumnya
§  Periode satu tahun : satu tahun adalah waktu yang tepat untuk pelapran , karena tidak terlalu pendek, juga tidak terlalu panjang.
§  Harga Pokok sebagai bahan olah akuntansi : harga pokok faktor produksi tersebut adalah HP pada saat terjadinya.
§  Daya beli uang stabil
§  Tujuannya adalah mencari laba  : perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan pendapatan.

Konsep Dasar Akuntansi Menurut APB Statement No.4 :
1.        Kesatuan usaha sebagai fokuks akuntansi
2.        Kontinuitas usaha
3.        Pengukuran aktiva dan pasiva unit usaha
4.        Laporan berdasarkan periode waktu
5.        Pengukuran dalam satuan moneter
6.        Asas himpunan/akrual
7.        Harga pertukaran
8.        Angka/jumlah rupiah pendekatan
9.        Kebijaksanaan
10.    Informasi keuangan umum
11.    Laporan keuangan saling berkaitan
12.    Mementingkan substansi daripada bentuk luar/yuridis
13.    Materialitas

Konsep Dasar Akuntansi Menurut Paul Grady :
1.        Pengakuan hak milik pribadi
2.        Kesatuan usaha yang berdiri sendiri
3.        Kontinuitas usaha
4.        Satuan uang sebagai satuan kuantifikasi transaksi
5.        Konsistensi antar periode untuk suatu kesatuan usaha
6.        Keanekaragaman perlakuan akuntansi atas satuan usaha
7.        Konservatisme
8.        Keandalan data keuangan melalui penendalian internal
9.        Materialitas
10.    Periodisasi laporan memerlukan tafsiran

Konsep Dasar Akuntansi Menurut Anthony & Reece
1.        Satuan uang sebagai pengukur
2.        Satuan usaha
3.        Kontinuitas usaha
4.        Prinsip Harga Pokok
5.        Sistem berpasangan
6.        Periode waktu
7.        Konservatisme
8.        Realisasi
9.        Penandingan
10.    Konsistensi/ketaatasasan
11.    Materialitas

4.2     The Importance of Basic Accounting Concept
Sistem akuntansi didasarkan pada beberapa konsep dan konvensi. Akuntan di seluruh dunia sepakat pada poin dasar tertentu dengan dasar teori akuntansi yang digunakan dalam praktik. Konsep Akuntansi dianggap sebagai satu set luas kesepakatan yang dimaksudkan untuk menyediakan kerangka kerja dasar dalam pelaporan keuangan. Pentingnya konsep-konsep dan prinsip-prinsip akuntansi terletak pada kenyataan bahwa adanya keterkaitan dalam proses akuntansi, disisi lain konsep dan prinsip ini mempengaruhi secara langsung cara laporan keuangan disusun. Akuntan perlu menerapkan penilaian profesional saat menyiapkan laporan keuangan, konsep dan prinsip membantu akuntan untuk memastikan bahwa mereka tidak disesatkan dalam memberikan memberikan pandangan yang benar dan adil dalam laporan keuangan.
Eka Henryawan
Eka Henryawan

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar