BAB IV
BASIC
ACCOUNTING CONCEPT
Akuntansi adalah business language
dengan ragam metode dan estimasi professional untuk memberikan informasi
sewajar mungkin kepada pengguna informasi tersebut. Akuntansi memiliki sejarah
panjang hingga seperti sekarang, adanya akuntansi karena kebutuhan akan
informasi kegiatan jual-beli sehingga informasi tersebut dituangkan dalam
sebuah pencatatan. Catatan tentang rekening / akun telah ada sejak peradaban
kuno di Tiongkok, Babilonia, Yunani, dan Mesir. Peraturan-peraturan yang ada
pada peradaban tersebut menggunakan akuntansi untuk mencatat biaya tenaga kerja
dan biaya bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan konstruksi pembangunan
bangunan-bangunan yang membutuhkan material dan tenaga kerja dalam jumlah
besar.
Hingga seperti sekarang ini, akuntansi telah berkembang secara pesat
dengan melahirkan beberapa cabang ilmu akuntansi. Selain itu hadirnya
organisasi-organisasi lokal maupun internasional turut menjadi hal penting
dalam perkembangan akuntansi. Dengan adanya organisasi tersebut, tercipta
standar akuntansi yang dapat digunakan pedoman dalam segala proses akuntansi
hingga terciptanya informasi yang berkualitas yang mencerminkan keadaan
sebenarnya.
4.1 Definition about Basic Accounting Concept
Konsep akuntansi mengacu pada asumsi dasar dan aturan serta
prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi bisnis dan
mempersiapkan akun / rekening.
Tujuan utama adalah untuk menjaga keseragaman dan konsistensi dalam pencatatan akuntansi. Konsep-konsep ini merupakan konsep yang mendasari akuntansi. Semua konsep telah dikembangkan selama bertahun-tahun berdasarkan pengalaman dan peraturan sehingga konsep ini dapat diterima secara universal.
Tujuan utama adalah untuk menjaga keseragaman dan konsistensi dalam pencatatan akuntansi. Konsep-konsep ini merupakan konsep yang mendasari akuntansi. Semua konsep telah dikembangkan selama bertahun-tahun berdasarkan pengalaman dan peraturan sehingga konsep ini dapat diterima secara universal.
Berikut
ini adalah macam-macam Konsep Akuntansi yang dibahas dalam makalah ini :
·
Business
entity concept
·
Money measurement concept
·
Going concern concept
·
Accounting
period concept
·
Matching concept
|
·
Accounting
cost concept
·
Duality aspect concept
·
Realisation concept
·
Accrual concept
|
1. Business Entity Concept (Konsep
Entitas Bisnis)
Konsep ini mengasumsikan
bahwa, untuk tujuan akuntansi, perusahaan bisnis dan pemiliknya adalah dua
entitas independen yang terpisah. Dengan demikian, bisnis dan transaksi pribadi pemiliknya terpisah. Misalnya, ketika pemilik
menginvestasikan uang dalam bisnis, itu dicatat sebagai ekuitas bisnis untuk pemilik. Demikian pula, ketika pemilik
mengambil kas / barang bisnis untuk penggunaan pribadi, tidak diperlakukan
sebagai pengeluaran bisnis. Dengan demikian, catatan akuntansi yang dibuat
dalam Pembukuan dari sudut pandang unit bisnis, bukan pribadi yang memiliki bisnis.
Konsep ini membantu dalam memastikan keuntungan bisnis, karena hanya pengeluaran dan pendapatan usaha dicatat dan semua pengeluaran pribadi dan pribadi diabaikan.
2. Money measurement concept (Konsep
Pengukuran Uang)
Konsep ini mengasumsikan bahwa semua transaksi bisnis harus dalam bentuk uang, yang ada di mata uang suatu negara. Aspek lain dari konsep ini adalah bahwa catatan transaksi yang disimpan tidak pada unit fisik tetapi dalam unit moneter.
Poin-poin berikut pentingnya konsep pengukuran uang :
a. Konsep ini memandu akuntan beberapa transaksi yang akan dilakukan pencatatan dan beberapa kejadian yang tidak dilakukan pencatatan;
b. Keseragaman pencatatan transaksi bisnis;
c. Jika semua transaksi bisnis dinyatakan dalam istilah moneter, maka akan mudah untuk memahami rekening yang disiapkan oleh perusahaan bisnis.
d. Memfasilitasi perbandingan kinerja bisnis dari dua periode yang berbeda dari perusahaan yang sama atau dari dua perusahaan yang berbeda untuk periode yang sama.
3. Going concern concept (Asunsi
Kelangsungan Usaha)
Konsep
ini menyatakan bahwa sebuah perusahaan bisnis akan terus melaksanakan kegiatan
untuk waktu yang tidak terbatas. Secara sederhana, berarti bahwa setiap badan
usaha memiliki kelangsungan hidup. Dengan demikian, suatu badan usaha tidak
akan dibubarkan dalam waktu dekat. Ini adalah asumsi penting dari akuntansi,
karena menyediakan dasar untuk menunjukkan nilai aset dalam neraca yang
bersifat berkesinambungan.
4. Accounting period concept (Konsep
Periode Akuntansi)
Semua transaksi dicatat dalam pembukuan dengan asumsi bahwa pembukuan atas transaksi ini dipastikan untuk jangka waktu tertentu. Dengan demikian, konsep ini mensyaratkan bahwa neraca dan perhitungan laba rugi harus disiapkan secara berkala. Hal ini diperlukan untuk tujuan yang berbeda seperti, perhitungan laba, memastikan posisi financical, perhitungan pajak dan lain-lain.
Selanjutnya, konsep ini mengasumsikan bahwa, kehidupan tak terbatas entitas bisnis dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian ini dikenal sebagai Periode Akuntansi. Mungkin satu tahun, enam bulan, tiga bulan, satu bulan, dan lainnya. Tapi biasanya satu tahun diambil sebagai salah satu periode akuntansi yang mungkin menjadi tahun kalender atau tahun keuangan.
5. Matching concept
(Konsep Penyandingan)
Matching Concept menyatakan bahwa pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan harus didasarkan pada periode akuntansi yang sama. Jadi sekali pendapatan tersebut direalisasikan, langkah berikutnya adalah untuk mengalokasikan beban untuk periode akuntansi yang relevan. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan konsep akrual.
6. Accounting
cost concept (Konsep
Biaya)
konsep biaya akuntansi menyatakan bahwa semua aset dicatat dalam pembukuan pada harga pembelianmasing-masing aset, yang mencakup biaya akuisisi, transportasi dan instalasi dan tidak pada harga pasar. Ini berarti bahwa aktiva tetap seperti bangunan, pabrik dan mesin, furnitur, dll dicatat dalam pembukuan dengan harga yang dibayar untuk asset terkait. Konsep ini hanya mengacu pada penilaian awal atas asset tersebut. Untuk selanjutnya pengukuran dapat mengikuti standar untuk pengukuran masing-masing asset terkait.
7. Duality aspect concept (Konsep
Double Entry)
Pencatatan
ganda adalah prinsip dasar akuntansi. menyediakan fondasi dasar dalam
pencatatan transaksi bisnis dalam buku rekening. Konsep ini mengasumsikan bahwa
setiap transaksi memiliki efek ganda, yaitu mempengaruhi dua akun di sisi
berlawanan masing-masing. Oleh karena itu, transaksi tersebut harus dicatat di
dua tempat. Artinya, kedua aspek transaksi harus dicatat dalam pembukuan pada
masing-masing akun yang memiliki pengaruh.
8. Realisation
concept (Konsep Realisasi)
Konsep ini menyatakan
bahwa pendapatan dari setiap transaksi bisnis harus dimasukkan dalam catatan
akuntansi hanya ketika telah terealisasi. Realisasi jangka berarti penciptaan
hak hukum untuk menerima uang. Menjual barang realisasi, menerima pesanan
tidak. Konsep ini juga disebut dengan cash
basis.
9. Accrual concept
(Konsep Akrual)
Arti dari akrual adalah sebuah transaksi dapat dilakukan pencatatan atau diakui sebagai pendapatan atau beban meskipun kas atau sejumlah uang belum dibayarkan atau diterima. Ini berarti bahwa pendapatan diakui pada saat menjadi piutang. Meskipun diterima atau tidak diterima dan beban diakui pada saat terhutang meskipun kas dibayar atau tidak dibayar. Kedua transaksi akan dicatat dalam periode akuntansi yang berhubungan. Oleh karena itu, konsep akrual membuat perbedaan antara penerimaan akrual kas dan hak untuk menerima uang tunai dalam hal pendapatan dan aktual pembayaran tunai dan kewajiban untuk membayar tunai dalam hal biaya.
Selain konsep-konsep
di atas beberapa pakar dan organisasi juga mengemukakan konsep-konsep akuntansi
yang pada intinya memiliki pengertian yang sama.
Konsep Dasar Akuntansi Menurut Paton dan
Littleton :
a. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
Bahwa perusahaan dianggap
sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,
bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau
pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut
menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
b. Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity)
Bahwa kalau tidak ada
tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan
usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan
usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tak terbatas.
Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan
usaha, akuntansi menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal
atau umum (normal expectation) pendirian perusahaan adalah untuk
berlangsung terus dan berkembang bukan untuk mati atau likuidasi.
c. Mengukur pertimbangan-pertimbangan (Measured consideration)
Bahwa jumlah
rupiah/agregat-harga (price-aggregate) atau penghargaan
sepakatan (measured consideration) yang terlibat dalam tiap
transaksi atau kegiatan pertukaran (exchange activities)
merupakan bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter of
accounting) yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber
ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya).
Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diatur atas
dasar penghargaan sepakatan tersebut.
d. Kos melekat (Cost attach)
Bahwa kos melekat pada
objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat
dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang didekati.
Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya
ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen digabungkan
menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang baru semata-mata
merupakan penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap komponen tanpa
memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru.
e. Upaya dan capaian/hasil (Effort and accomplishment)
Bahwa biaya merupakan upaya
dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada
hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena
biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
f. Bukti objektif yang dapat diperiksa (Variviable, objective evidence)
Bahwa informasi keuangan
akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup
tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif
dan dapat diuji kebenarannya (keabsahannya/keautetikannya). Objektivitas bukti
harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan
penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan
diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif yaitu
objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan
mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.
g. Asumsi (Assumptions)
Bahwa asumsi di sini
merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya merupakan asumsi atau
didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Asumsi – asumsi tersebut adalah :
§ Kesatuan
usaha : terbatas penggunaannya jika diterapkan pada kegiatan departemen,
operasi unit pemerintahan, keiatan usaha perseorangan atau firma dan kegiatan
usaha perusahaan afiliasi (anak)
§ Kontinuitas
usaha : asumsinya didasarkan atas pengalaman perusahaan pada umumnya
§ Periode
satu tahun : satu tahun adalah waktu yang tepat untuk pelapran , karena tidak
terlalu pendek, juga tidak terlalu panjang.
§ Harga
Pokok sebagai bahan olah akuntansi : harga pokok faktor produksi tersebut
adalah HP pada saat terjadinya.
§ Daya
beli uang stabil
§ Tujuannya
adalah mencari laba : perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi yang
dibentuk untuk menghasilkan pendapatan.
Konsep Dasar Akuntansi Menurut APB Statement
No.4 :
1.
Kesatuan usaha sebagai fokuks akuntansi
2.
Kontinuitas usaha
3.
Pengukuran aktiva dan pasiva unit usaha
4.
Laporan berdasarkan periode waktu
5.
Pengukuran dalam satuan moneter
6.
Asas himpunan/akrual
7.
Harga pertukaran
8.
Angka/jumlah rupiah pendekatan
9.
Kebijaksanaan
10.
Informasi keuangan umum
11.
Laporan keuangan saling berkaitan
12.
Mementingkan substansi daripada bentuk luar/yuridis
13.
Materialitas
Konsep
Dasar Akuntansi Menurut Paul Grady :
1.
Pengakuan hak milik pribadi
2.
Kesatuan usaha yang berdiri sendiri
3.
Kontinuitas usaha
4.
Satuan uang sebagai satuan kuantifikasi
transaksi
5.
Konsistensi antar periode untuk suatu
kesatuan usaha
6.
Keanekaragaman perlakuan akuntansi atas
satuan usaha
7.
Konservatisme
8.
Keandalan data keuangan melalui penendalian
internal
9.
Materialitas
10.
Periodisasi laporan memerlukan tafsiran
Konsep
Dasar Akuntansi Menurut Anthony & Reece
1.
Satuan uang sebagai pengukur
2.
Satuan usaha
3.
Kontinuitas usaha
4.
Prinsip Harga Pokok
5.
Sistem berpasangan
6.
Periode waktu
7.
Konservatisme
8.
Realisasi
9.
Penandingan
10.
Konsistensi/ketaatasasan
11.
Materialitas
4.2 The Importance of Basic Accounting Concept
Sistem akuntansi didasarkan pada beberapa konsep
dan konvensi. Akuntan di seluruh dunia sepakat pada poin dasar tertentu dengan
dasar teori akuntansi yang digunakan dalam praktik. Konsep Akuntansi dianggap
sebagai satu set luas kesepakatan yang dimaksudkan untuk menyediakan kerangka
kerja dasar dalam pelaporan keuangan. Pentingnya konsep-konsep dan
prinsip-prinsip akuntansi terletak pada kenyataan bahwa adanya keterkaitan
dalam proses akuntansi, disisi lain konsep dan prinsip ini mempengaruhi secara
langsung cara laporan keuangan disusun. Akuntan perlu menerapkan penilaian
profesional saat menyiapkan laporan keuangan, konsep dan prinsip membantu akuntan
untuk memastikan bahwa mereka tidak disesatkan dalam memberikan memberikan
pandangan yang benar dan adil dalam laporan keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar