Rabu, 15 Februari 2017

Soal dan Pembahasan Matkul Bisnis Pengantar (Pola Produksi)

POLA PRODUKSI
Suatu perusahaan menghadapi  pola penjualan per triwulan dalam unit sebagai berikut: 

Triwulan
Jumlah Penjualan
I
II
III
IV
200
450
1100
400

Untuk memenuhi target penjualan tersebut, perusahaan akan menerapkan salah satu dari 3 alternatif pola produksi yang diajukan yaitu:

  1. Pola yang konstan, sebesar dengan produksi 500 unit tiap triwulan.
  2. Pola yang bergelombang mengikuti atau sesuai dengan gelombang penjualannya hanya saja maksimum produksinya hanya akan sebesar kapasitas maksimum yang dimiliki oleh fasilitas produksi yaitu sebesar 1000 unit per triwulan, lebih dari itu tidak dapat dicapai, jadi harus ditutup dari persediaan dan atau dari sub kontrak kepada perusahaan lain.
  3. Pola produksi moderat yaitu 400 unit tiap triwulan pertama dan kedua, sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat masing-masing sebesar 800 unit.
Data biaya lainnya adalah :
  1. Biaya penyimpanan barang-barang hasil produksi adalah Rp 80,00 per unit pertriwulan.
  2. Setiap kenaikan unit produksi sebesar 200 unit diperlukan biaya perputaran tenaga kerja sebesar  Rp 4000,00 sedangkan penurunan hasil produksi tidak perlu ada biaya.
  3. Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi lebih besar daripada 700 satuan dengan premi sebesar Rp 100,00 per unit per triwulan.
  4. Biaya sub kontrak apabila perusahaan melakukan sub kontrak produksi pada perusaahan lain adalah sebesar Rp 100,00 per unit.
PENYELESAIAN DAN PEMBAHASAN

Pola produksi konstan :
1. Biaya perputaran tenaga kerja
Dalam pola produksi konstan, produksi tiap triwulan akan selalu sama atau tetap besarnya, oleh karena itu tidak akan terjadi perputaran tenaga kerja karena memang kebutuhan tenaga tidak berbeda antara triwulan yang satu dengan yang lain.
2. Biaya simpan
  • Pada triwulan I produksi berjumlah 500 unit sedangkan permintaan hanya sebesar 200 unit, berarti terdapat kelebihan produksi diatas permintaannya sebesar 300 unit. Kelebihan produksi tesebut harus disimpan dan menanggung biaya simpan sebesar 300 x Rp 80,- = Rp 24.000,-
  • Triwulan II produksi tetap 500 unit sedangkan permintaan sebesar 450 unit, berarti masih terjadi kelebihan produksi pada triwulan itu sebesar 50 unit. Di samping itu kelebihan produksi pada triwulan I dan triwulan II ini masih harus kita simpan juga. Oleh karena itu maka kita pada triwulan II ini harus menanggung beban biaya penyimpanan untuk kelebihan produksi pada triwulan II sebesar 50 unit dan kelebihan produksi pada triwulan I sebesar 300 unit, total menjadi 350 unit. Jadi biaya penyimpanan pada triwulan II adalah 350 x Rp 80,- = Rp 28.000,-
  • Pada triwulan III produksi tetap sebesar 500 unit padahal permintaan naik menjadi 1.100 unit, berarti terjadi kekurangan produksi sebesar  600 unit. Akan tetapi pada saat itu kita memiliki persediaan dari triwulan sebelumnya sebesar 350 unit, yaitu 300 unit dari triwulan I dan 50 unit dari triwulan II. Oleh karena itu kekuranggnya adalah 600 unit dikurangi 350 unit atau 250 unit saja. Kekurangan ini tidak menimbulkan biaya simpan akan tetapi justru harus ditutup dengan sub kontrak dari perusahaan lain. Perhitungan biaya sub kontrak dapat dilihat di bawah.
  • Pada triwulan IV produksi masih tetap 500 unit karena konstan, sedangkan permintaan turun menjadi 400  unit, sehingga berakibat terjadi over produksi lagi sebesar 100 unit. Berarti harus menanggung biaya simpan sebesar 100 x Rp 80,- = Rp 8.000,-
  • Maka total biaya simpan yang ditanggung oleh perusahaan adalah :
3. Biaya kerja lembur
Bagi pola produksi konstan ini tentu saja tidak akan terjadi kerja lembur karena jumlah produksi selalu sama pada tiap triwulan, hal ini juga merupakan kebaikan dari pola produksi konstan. Di samping itu terdapat data bahwa kerja lembur baru akan terjadi bila produksi kita melebihi 700 unit. Oleh karena itu berarti tidak menanggung biaya kerja lembur.
4. Biaya sub kontrak
Biaya sub kontrak akan terjadi apabila kita mengalami kekurangan produksi untuk menutupi permintaan. Hal ini terjadi pada triwulan III dimana produksi hanya 500 unit ditambah persediaan yang masih ada 350 unit. Jumlah tersebut tidak mampu menutup kebutuhan yang ada pada saat itu sebesar 1.100 unit, sehingga terjadi kekurangan sebanyak 250 unit.
Jumlah itu harus di sub kontrakkan pada perusahaan lain, dan akan menanggung biaya sub kontrak sebesar 250 x Rp 100,- = Rp 25.000,- 
Rekapitulasi biaya bagi pola produksi konstan adalah sbb:

2. POLA BIAYA MODERAT 
a. Biaya perputaran tenaga kerja
Dari triwulan I ke triwulan III terdapat kenaikan produksi dari 400 unit menjadi 800 unit, atau kenaikan sebesar 400 unit. Padahal tiapa kenaikan produksi sebesar 200 unit akan mengakibatkan biaya perputaran tenaga kerja sebesar Rp 4.000,-. Oleh karena itu akan terdapat biaya perputaran tenaga kerja sebesar :400 : 200 x Rp 4.000,- = Rp 8.000,-
b.  Biaya Simpan

  1.  Pada triwulan I terdapat kelebihan produksi diatas permintaan yaitu 400 unit – 200 unit = 200 unit. Jadi harus menanggung biaya simpan sebesar = 200 x Rp 80,- = Rp 16.000,-
  2. Pada triwulan II permintaan 450 unit sedangkan produksi hanya 400 unit, jadi terdapat kekurangan 50 unit. Kekurangan ini ditutup dari persediaan pada triwulan I sebesar 200 unit, sehingga masih harus menyimpan barang sebesar 150 unit atau 150 x Rp 80,- = Rp 12.000,-
  3. Pada triwulan III produksi sebesar 800 unit sedangkan permintaan sebesar 1100 unit, jadi kekurangan sebesar 300 unit. Akan tetapi kita masih memilki persediaan dari triwulan II sebesar 150 unit, oleh karena itu kekurangan produksi tinggal 150 unit saja. Hal ini berarti tidak menanggung biaya simpan akan tetapi justru membayar biaya sub kontrak untuk menutup kekurangan produksi tersebut (lihat perhitungan biaya sub kontrak).
  4. Triwulan IV terdapat kelebihan produksi 800 unit sedangkan pemintaan hanya 400 unit saja. Kelebihan produksi sebesar 400 unit ini akan menanggung biaya simpan sebesar: 400 x Rp 80,- = Rp 32.000,-
  5. Total Biaya simpan berarti :
c. Biaya kerja lembur
Kerja lembur terjadi pada triwulan II dan IV karena pada saat itu produksi melebihi 700 unit, jadi masing-masing triwulan menangggung biaya kerja lembur untuk kelebihan di atas 700 unit itu sebesar Rp 100,- tiap unit.
a. Pada triwulan III    biaya kerja lembur 100 x Rp 100 = Rp 10.000,-
b. triwulan IV                                       100 x Rp 100      = Rp 10.000,-
     Jumlah biaya kerja lembur                = Rp 20.000,-
d. Biaya sub kontrak
Seperti telah dibahas di muka pada triwulan III akan terjadi kekurangan produksi dan persediaan untuk menutup permintaan. Kekurangan tersebut adalah = 1.100 – (800 + 150) = 150 unit. Oleh karena itu biaya sub kontrak = 150 x Rp 100,- = Rp 15.000,-
Rekapitulasi biaya bagi pola produksi moderat adalah:
a.       Biaya perputaran tenaga kerja               = Rp  8.000,-
b.      Biaya simpan                                         = Rp 60.000,-
c.       Biaya kerja lembur                                 = Rp 20.000,-
d.       Biaya sub kontrak                                 = Rp 15.000,
            Jumlah                                                     = Rp103.000,- 

3. POLA PRODUKSI BERGELOMBANG
a. Biaya Simpan
Bagi pola produksi bergelombang tidak ada biaya simpan, karena produksi selalu mengikuti permintaannya, sehingga tidak pernah terdapat adanya kelebihan produksi di atas permintaan yang harus disimpannya.
 b.  Biaya perputaran tenaga kerja 
Dari triwulan I ke triwulan II terdapat kenaikan produksi sebesar 250 unit atau dari 200 menjadi 450 unit. Oleh karena itu akan menanggung biaya perputaran tenaga kerja sebesar 250 : 200 x Rp 4.000,- = Rp 5.000,-
Dari triwulan II ke triwulan III terdapat lagi kenaikan produksi sebesar 550 unit atau dari 450 unit menjadi 1000 unit (maksimum kapasitas).
Oleh karena itu harus menanggung biaya perputaran tenaga kerja sebesar 
550 : 200x x Rp 4.000,- = Rp 11.000,-
Dari triwulan III ke triwulan IV terdapat penurunan produksi dari 1.000 unit menjadi 400 unit. Keadaan ini dapat mengakibatkan pengurangan tenaga kerja dan pengurangan ini dapat berakibatkan pelepasan tenaga kerja sehingga menanggung biaya pesangon bagi pekerja yang bersangkutan. Akan tetapi dalam perusahaan ini ternyata datanya menunjukkan bahwa tidak diperlukan biaya tersebut. Apabila ada tentu saja kita harus perhitungkan.
c. Biaya Kerja Lembur
Biaya kerja lembur ini akan terjadi pada triwulan ke III, dimana produksi mencapai 1.000 unit atau 300 unit diatas batas kerja lemburnya yaitu 700 unit. Oleh karena itu harus membayar biaya kerja lembur sebesar :  300 x Rp 100,- = Rp 30.000,-
 d. Biaya Sub Kontrak
Pada triwulan III permintaan adalah 1.100 unit , sedangkan produksi tidak mungkin mencapai sebanyak itu karena melebihi kapasitas minimum 1.000 unit. Oleh karena itu maka terjadi kekurangan 100 unit dan harus ditutup dengan sub kontrak yang ditanggung adalah 100 x Rp 100,- = Rp 10.000,-
 
Pola produksi bergelombang /mengikuti penjualan / permintaan menjadi alternative yang dapat dipilih karena besarnya biaya tambahan relative lebih sedikit dibanding dengan pola produksi lain. 
Eka Henryawan
Eka Henryawan

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar