Jumat, 27 Januari 2017

Cost, Lost and Expenses Related Concept (Teori Akuntansi)


Definisi Biaya (Cost)

Biaya (cost) dan beban (expense) merupakan dua hal yang berbeda dalam konteks akuntansi. Mulyadi (2000 : 8-10), Mengemukan bahwa definisi biaya dibagi atas dua yaitu biaya dalam arti sempit dan biaya dalam arti luas. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi (belum terjadi) untuk tujuan tertentu. Sedangkan pengertian biaya dalam arti sempit adalah sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh Aset. Dari definisi biaya tersebut terdapat empat unsur pokok yaitu:

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi;
2. Diukur dalam satuan uang;
3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi;
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. 



Sedangkan beban dalam KDPPLK didefinisikan sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal.

Definition FASB (SFAC No. 6) : Expenses are outflows or other using up of assets or incurrences of liabilities (or a combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations.

Beban merupakan arus keluar (pengeluaran) atau pemanfaatan aset (penurunan asset) atau kenaikan liabilitas (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa, atau melakukan kegiatan lain yang merupakan operasi berkelanjutan atau kegiatan utama entitas. Apabila terdapat pengeluaran / arus keluar dari pemanfaatan seumber daya entitas, atau aktivitas yang dapat meningkatkan liabilitas entitas atau kombinasi keduanya yang berasal dari pelaksanaan aktivitas utama entitas, maka pengeluaran ini diakui sebagai beban. Dengan demikian, beban merupakan aliran keluar asset meskipun pada awalnya timbul dari pengakuan liabilitas terlebih dahulu. Yang perlu digaris bawahi disini adalah beban berasal dari kegiatan utama perusahaan.

IFRS Definition Conceptual Framework : Expenses are recognised when a decrease in future economic benefits related to a decrease in an asset or an increase of a liability has arisen that can be measured reliably. This means, in effect, that recognition of expenses occurs simultaneously with the recognition of an increase in liabilities or a decrease in assets (for example, the accrual of employee entitlements or the depreciation of equipment).

Beban diakui pada saat penurunan manfaat ekonomi masa depan terkait dengan penurunan aset atau meningkatnya liabilitas telah timbul yang dapat diukur dengan andal. Ini berarti, pada dasarnya, bahwa pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset (misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan peralatan).

Beban mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Definisi beban dalam aktivitas bisnis biasa dan kerugian : 

a) Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, upah, dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan, dan aset tetap. 

b) Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin, atau mungkin tidak, timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Ketika kerugian diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.

Dalam pembahasan tentang Aset dan Liabilitas, pendapatan dan beban atau biaya memiliki hubungan langsung dengan aspek penilaian dari asset dan liabilitas. Menurut sifatnya, pendapatan dan beban terjadi karena adanya transaksi dalam aktivitas operasional perusahaan. 

Oleh karenanya, kerangka konseptual baik itu dari IFRS maupun FASB, tercantum dalam definisi beban sebagai kenaikan liabilitas dan/atau penurunan asset (karena pemanfaatan). Misal suatu perusahaan melakukan pencadangan piutang, dan mengakui adanya beban kerugian piutang dengan mempertimbangkan bahwa perkiraan piutang yang tidak dapat ditagih sebesar presentase dari penjualan atau dengan mettode perhitungan lain. 

Dengan mengakui adanya beban tersebut, entitas telah mengakui adanya penurunan nilai dari piutang yang akan dilaporkan pada laporan posisi keuangan entitas. Dengan demikian penurunan nilai asset tidak selalu dari pemanfaatan asset itu sendiri. Begitu juga dengan kenaikan liabilitas, dapat terjadi karena telah selesainya pemanfaatan sumber daya sehingga segera mungkin entitas mengakui adanya beban.

Menurut Suwardjono dinyatakan bahwa ada beberapa karakteristik penting yang melekat pada makna beban:
1. Aliran keluar/penurunan aset
Untuk menyatakan timbulnya beban, transaksi atau kejadian harus terjadi dalam penurunan aset / yang menimbulkan aliran keluar aset. Aset yang dimaksud adalah semua aset perusahaan. Jadi konsumsi atau pemakaiannya diartikan bahwa manfaat ekonomi aset itu telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah diserahkan dari kesatuan aset tersebut, sehingga perusahaan sudah tidak menguasai lagi manfaat tersebut.
2. Operasi utama atau sentral
Dinyatakan oleh Suwardjono dalam Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan bahwa tidak semua penurunan atau konsumsi aset membentuk biaya, untuk itu biaya konsumsi harus berkaitan dengan kegiatan utama. Yang dimaksud kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatan (laba) yang direpresentasi dalam kegiatan memproduksi barang. Sehingga biaya adalah penurunan aset yang berkaitan dengan operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.
3. Kenaikan kewajiban 
Terdapat suatu keadaan dimana perusahaan telah memanfaatkan barang dan jasa namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai asset atau belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Hal tersebut menimbulkan keharusan perusahaan untuk membayar atau melakukan pengorbanan ekonomik di masa datang sehingga timbul kewajiban. Misalnya jasa pengiriman barang yang belum dibayar oleh perusahaan namun jasa pengirimannya telah dinikmati perusahaan dan menimbulkan pendapatan. Dengan demikian beban (untuk pengiriman) harus timbul dengan kenaikan kewajiban. 
4. Penurunan Ekuitas Dalam Operasi Sentral Perusahaan, 
Dengan adanya penurunan aset atau kenaikan kewajiban akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Namun, penurunan ekuitas merupakan karakteristik pendukung karena tidak setiap penurunan asset mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya pembagian deviden yang menyebabkan penurunan aset tetapi tidak disebut sebagai beban.
5. Diukur atau dikaitkan dengan kos
Dalam hal ini beban timbul dari adanya kos yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh aset. Beban diukur berdasarkan jumlah kos dari aset yang telah dimanfaatkan selama periode berjalan.

6. Bukan berasal dari transaksi dengan pemilik 

Berdasarkan prinsip kesatuan usaha, maka harus ada pemisahan antara beban yang dihasilkan oleh perusahaan dan pemilik. Beban yang diakui dalam laporan keuangan merupakan beban yang berasal dari transaksi perusahaan, bukan pemilik.

7. Untuk menghasilkan pendapatan 

Beban merupakan pengorbanan perusahaan dari barang atau jasa yang telah dikonsumsi perusahaan untuk memperoleh pendapatan.
Expenses and Costs 
Kerangka konseptual menyiratkan bahwa suatu perusahaan sampai dapat memiliki suatu asset karena ada biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan argumen sebelumnya bahwa beban merupakan nilai pengubah. Perubahan nilai mengacu pada seberapa besar pengeluaran perusahaan untuk memperoleh asset atau mendatangkan sesuatu yang bernilai bagi perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka tidak ada beban. American Accounting Association in 1957 memberikan definisi tentang expense dan cost : 

Expense  is the expired cost, directly or indirectly to a given fiscal period, of the flow of goods or services into the market and of related operations.

Beban adalah biaya yang telah terjadi, langsung atau tidak langsung untuk periode fiskal, yang dapat ditunjukkan melalui aliran barang atau jasa ke pasar dan operasional entitas.
Secara konseptual menurut prinsip keberlangsungan usaha (going concern), penggunaan akan barang dan jasa (aset) perusahaan ditujukan untuk jangka panjang  sehinggan  kos dari  aset  tersebut  mengalami  dua  tahap  yaitu pengakuan dan  pembebanan.  Hal tersebut  berarti  kos  diakui  sebagai  aset kemudian diakui sebagai beban untuk periode manfaat aset tersebut digunakan.
Dengan landasan konsep dasar kontinuitas usaha serta upaya dan hasil, masalah teoritis dalam tahap pembebanan adalah pemecahan aliran kos yang telah diakui sebagai aset menjadi bagian yang merupakan biaya perioda berjalan dalam rangka penentuan biaya periodik dan bagian yang baru akan menjadi biaya dalam perioda-perioda berikutnya.” (Suwardjono, Edisi Ketiga:397)
Beban dan Rugi

Menurut  definisi, yang dimasukkan dalam beban  hanya  perubahan-perubahan yang tidak menguntungkan saja yang terjadi dalam proses memperoleh pendapatan.  Kebalikannya adalah  bahwa  aktiva  yang  habis  atau  menurunnya aktiva dimana kejadian ini tidak berkaitan dengan proses penyediaan barang dan jasa bagi pelanggan atau klien seharusnya dikelompokkan sebagai kerugian dan tidak dikelompokkan sebagai beban. Kerugian dan beban merupakan perubahan yang relevan dalam   perhitungan   laba   bersih   bagi   pemegang   saham   dan perusahaan.

Menurut Suwardjono (Edisi Ketiga, Hlm. 9) terdapat tiga kata kunci pada pengertian rugi yaitu penurunan ekuitas, bukan merupakan transaksi ke pemilik, dan transaksi periferal atau insidental. Dalam hal ini yang membedakan biaya dan rugi  adalah  mengenai transaksi periferal  atau  insidental  atau  di  luar  kendali manajemen. Berbeda dengan beban yang timbul akibat  dari kendali manajemen yaitu aktivitas penggunaan aset (barang dan jasa).
Berdasarkan KDPPLK, Beban mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Definisi beban dalam aktivitas bisnis biasa dan kerugian :
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, upah, dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan, dan aset tetap.

b. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin, atau mungkin tidak, timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Ketika kerugian diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.


Alokasi Beban



Salah satu cara untuk  mengukur  beban adalah dengan mengalokasikan beban-beban tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini biasanya disebut dengan matching concept. Konsep tersebut memperlakukan kos dengan mengalokasikan kos yang sudah  kadaluarsa (beban) ke periode-periode dimana  beban  tersebut  terjadi. 


Namun,  pengalokasian  tersebut  hanya  bersifat estimasi. Dalam akuntansi, pencocokan antara beban dan pendapatan merupakan fungsi  utama,  namun  hal  tersebut  tetap  saja sulit  untuk  dilakukan  karena berhubungan dengan penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus mengidentifikasi mana  aset  yang  telah  digunakan  (kadaluarsa)  dan  jumlah  yang harus  ditulis sebagai tandingan pendapatan pada periode tersebut.

Matching Concept adalah hal yang paling penting dalam akuntansi biaya historis. Kos  yang sudah kadaluarsa akan menjadi beban dan disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan kos yang belum kadaluarsa akan dicatat sebagai aset dan   disajikan   dalam   laporan   posisi keuangan. Berikut ini diantaranya :

a) Hubungan Sebab dan Akibat

Penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan harus menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Hubungan antara beban dan pendapatan harus merupakan hubungan sebab  akibat  pada  perusahaan  tersebut. Maksudnya,  pendapatan  timbul  karena  adanya outflow berupa beban. Dengan demikian pendapatan merupakan akibat dari adanya beban. 

Sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan, tidak ada kos penjualan jika tidak ada pendapatan.
Misalnya,  pada  perusahaan  konstruksi  yang  menerima  kontrak jangka panjang. Perusahaan tidak akan mengakui biaya yang dikeluarkan untuk  membangun  proyek  dalam kontrak  sebagai  kos  ataupun  beban sebelum  pendapatan  diakui,   melainkan  diakui sebagai  aset.  Apabila pendapatan telah diakui maka kos atau  beban pun akan diakui. 

Namun dalam  prakteknya  hal  tersebut  susah  untuk   dilaksanakan. Misalnya, pendapatan sebesar Rp 100.000 dihasilkan dari beban Rp  60.000. Dari jumlah beban tersebut,  Rp 15.000 merupakan beban gaji. 
Bila menggunakan konsep sebab akibat beban berupa gaji sebesar  Rp 15.000 tersebut  dapat  menghasilkan  pendapatan  sebesar  Rp  25.000  dari  total pendapatan tersebut. Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat dinilai dan tidak dapat dibuktikan secara pasti.

b) Alokasi yang Sistematis dan Rasional

Tidak  semua  beban  dapat  dialokasikan  dengan  menggunakan konsep  sebab  dan  akibat. Sebagai  salah  satu  alternatif,  alokasi  yang sistematis dan rasional dapat digunakan. Tujuannya yaitu untuk mengakui beban dalam periode akuntansi  dimana pada periode tersebut beban itu dimanfaatkan atau telah kadaluarsa. Jadi, beban dialokasikan pada periode dimana beban tersebut dikonsumsi, bukan berdasar produk yang dihasilkan. 

Menurut IAS 16/AASB 116,  depresiasi  adalah alokasi yang sistematis dari jumlah yang dapat  didepresiasi dari  sebuah aset  selama umur ekonomisnya. Depresiasi merupakan salah satu contoh dari proses alokasi. 

Namun masalahnya, apakah depresiasi merupakan suatu prosedur, atau kejiadian yang sebenarnya/nyata? Telah diketahui sebelumnya bahwa depresiasi  merupakan kejadian moneter  yang disebabkan oleh kejadian fisik. Jadi depresiasi  merupakan fenomena yang terjadi, dan  beban yang dicatat merupakan efek moneternya.

Berbagai cara  untuk  mengukur depresiasi  dapat dipilih  oleh   akuntans   sesuai  dengan standar   yang ditentukan, selama cara yang digunakan rasional dan sistematik, maka cara tersebut dapat diterima. Satu kelemahan dari alokasi kos adalah bergantung pada estimasi dan asumsi penyusunnya yang mungkin bersifat subyektif.
Namun, alasan lain yang mendukung dasar alokasi ini yaitu:
  • Banyak   jenis   beban   yang   berkaitan  secara   tidak   langsung   dengan pendapatan periode berjalan sehingga akan lebih tepat jika dialokasikan berdasar periode yang menikmati beban tersebut.
  • Dalam  banyak  hal,  tidak  mudah  menghubungkan  beban-beban tertentu dengan pendapatan. Misalnya beban perawatan medis pegawai.
  • Apabila  terdapat  beban  yang  tidak  dapat  dikaitkan  dengan  manfaat ekonomi di periode berjalan ataupun periode selanjutnya, maka tidak ada alasan penundaan pencatatan beban tersebut.
  • Beban untuk kegiatan atau kejadian yang sifatnya normal dan berulang- ulang serta jumlahnya relatif konstan, maka pengalokasian beban tersebut tidak menggambarkan penandingan yang sempurna karena beban tersebut sebenarnya berkaitan dengan periode  sebelum atau sesudahnya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi laba secara material.
  • Seringkali  suatu  beban  terdiri  dari  berbagai  komponen  beban  lainnya (misalnya beban  penjualan  yang  terdiri  dari  beban  angkut,  potongan penjualan, dan lain-lain) dan sulit untuk menelusuri dampak pendapatan dari masing-masing beban tersebut. Namun pengalokasian beban tersebut pada periode berjalan tetap harus dicatat.
c) Pengakuan Sesegera Mungkin

Merupakan  konsep  yang  mengakui  dan  mengukur  kos  yang dikeluarkan sesegera mungkin sebagai beban karena tidak adanya manfaat ekonomi yang dapat  diukur secara reliabel. Contohnya yaitu biaya iklan (advertising expenses) dan biaya penelitian (research expenditure). 

Biaya iklan segera diakui sebagai beban karena manfaat ekonomi dari pengeluaran tersebut tidak dapat diukur  secara  reliabel.  Meningkatnya konsumen  yang membeli produk perusahaan  bisa   saja  berasal  dari pengaruh iklan pada periode sebelumnya sehingga efek keuntungan  dari adanya iklan pada periode berjalan tidak dapat diukur dengan andal.

Kapitalisasi Biaya

Pengertian kapitalisasi  adalah bahwa pengeluaran yang terjadi dalam rangka memperoleh aset dibukukan sebagai aset dan bukan sebagai beban/biaya. Menurut PSAK 16, Kapitalisasi adalah proses menangguhkan biaya perolehan yang terjadi pada periode sekarang ke periode masa depan di mana aset tersebut diharapkan memberikan manfaat. 

Biaya dikapitalisasi jika memenuhi kriteria :
  • Terjadi dari transaksi masa lalu
  • Dapat diidentifikasi dan memiliki manfaat di masa mendatang
  • Pemilik memiliki kendali atas manfaat di masa depan dari aset tersebut (control over future benefits) 
Biaya yang diatribusikan langsung,
  1. Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap.
  2. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
  3. Biaya handling dan penyerahan awal;
  4. Biaya perakitan dan instalasi
  5. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut)
  6. Komisi profesional
Ilustrasi Kapitalisasi Biaya :




Eka Henryawan
Eka Henryawan

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar